Anjuran untuk beramal pada bulan Rajab mengacu pada firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Dalam sejumlah kitab dikatakan bahwa hari Jumat termasuk waktu yang utama. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan dalam Kitab Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad, hari Jumat adalah hari tambahan bagi mereka apabila mereka telah masuk surga dan sebagai hari raya bagi mereka yang ada di dunia.
Perihal hari Jumat sebagai hari raya ini mengacu pada sabda Rasulullah SAW,
“Sungguh hari Jumat itu merupakan hari raya bagi kalian, karena itu janganlah kalian berpuasa. Kecuali apabila kalian juga berpuasa pada hari sebelumnya dan hari sesudahnya.” (HR Al-Bazzar)
Dalam hadits lain disebutkan bahwa hari Jumat adalah hari yang agung. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Lubabah Al-Badri.
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Penghulu hari (Sayyidul Ayyam) adalah hari Jumat, dan ia adalah seagung-agungnya hari bagi Allah, bahkan lebih agung bagi Allah daripada hari raya Fitri dan Adha. Dan pada hari Jumat itu terdapat lima kejadian, yaitu: Allah menciptakan Adam, Allah menurunkan Adam ke dunia, Allah mewafatkan Adam, hari Jumat adalah saat yang tidaklah seseorang memohon kepada Allah melainkan pasti dikabulkan selama ia tidak meminta barang yang haram, dan pada hari itu akan terjadi kiamat. Tidak ada malaikat yang dekat kepada Allah, langit, bumi, angin, gunung-gunung, lautan melainkan semuanya mencintai hari Jumat.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Beberapa amalan di hari Jumat ini termuat dalam Kitab Shahih Bukhari Muslim dan Kitab Sunan. Berikut amalan selengkapnya.
1. Memperbanyak Sholawat
Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak sholawat pada hari Jumat. Anjuran ini termuat dalam hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Hakim dan Ibnu Hibban. Al-Albani menyepakati keshahihannya. Disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya termasuk hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan. Pada hari itu pula terjadi tiupan sangkakala dan binasa (seluruh makhluk). Maka perbanyaklah sholawat untukku di hari itu. Sesungguhnya sholawat kalian ditunjukkan kepadaku.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana sholawat kami ditunjukkan pada Anda, saat Anda telah terkubur dalam tanah?”
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi.”
2. Salat Sunnah 2 Rakaat
Amalan lain yang bisa dikerjakan pada hari Jumat adalah salat sunnah 2 rakaat. Imam Bukhari mengeluarkan sebuah hadits pada Kitab ke-11, Kitab Jumat bab ke-33 bahwasannya Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengerjakan salat sunnah dua rakaat ketika imam sedang khutbah Jumat.
Jabir RA berkata, “Ada seseorang masuk ke masjid ketika Nabi SAW sedang khutbah Jumat, maka ditanya, ‘Apakah engkau sudah salat?’ Dia menjawab, “Belum.’ Nabi SAW bersabda, ‘Salatlah dua rakaat (tahiyatul masjid).'”
Imam Bukhari juga mengeluarkan riwayat serupa pada Kitab ke-19, Kitab Tahajud bab ke-25. Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian datang ke masjid ketika imam sedang khutbah atau telah bergerak menuju ke mimbar, hendaknya ia salat dua rakaat.”
3. Baca Surah As Sajdah dan Surah Al Insan saat Salat Fajar
Abu Hurairah RA berkata, “Nabi SAW dalam salat fajar (subuh) hari Jumat selalu membaca surah Alif Lam Mim As-Sajadah (As Sajdah) dan hal ataa alal insani (Al Insan).” (HR Bukhari dalam Kitab ke-11, Kitab Jumat bab ke-10, bab apa yang dibaca pada salat fajar pada hari Jumat)
4. Membaca Surah Al Kahfi
Amalan yang bisa dikerjakan umat Islam pada hari Jumat lainnya adalah membaca surah Al Kahfi pada malam atau siang harinya. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Artinya: “Barang siapa membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah meneranginya dengan cahaya di antara dua Jumat.” (HR Al-Hakim dan dinilai shahih)
Kesunnahan membaca surah Al Kahfi pada malam harinya (Jumat) turut dikatakan Imam Syafi’i dalam Kitab al-Umm.
5. Perbanyak Baca Al-Qur’an, Zikir, dan Doa
Imam an-Nawawi mengatakan dalam Kitab Al-Adzkar, pada siang dan malam Jumat disunnahkan memperbanyak bacaan Al-Qur’an, zikir, dan doa. Termasuk sholawat kepada Rasulullah SAW.
Dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim terdapat suatu riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA tentang waktu yang mustajab untuk berdoa pada hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda,
“Di dalam hari Jumat terdapat suatu saat, tidak sekali-kali seorang hamba muslim menjumpainya sedang ia dalam keadaan menunggu salatnya seraya meminta sesuatu kepada Allah SWT melainkan Allah SWT memberikan kepadanya apa yang ia minta. (Nabi SAW bersabda demikian) seraya mengisyaratkan dengan tangannya menunjukkan makna sedikit.”