Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana membela Ketua Umum Suharso Monoarfa terkait polemik ‘amplop kiai’.
Tirta meminta semua pihak tidak mempersoalkannya secara berlebihan. Terlebih Suharso sudah mengaku khilaf dan meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang dianggap keliru.
“Saya kira, persoalan itu tidak usah dibesar-besarkan lagi, jangan digoreng-goreng lah,” kata Tirta, kepada wartawan, Senin (29/8).
Anak almarhum Haji Lulung itu mengaku hadir ketika Suharso menyampaikan hal tersebut di KPK. Menurut Tirta apa yang beredar saat ini hasil cuplikan yang sudah dipotong, sehingga mengakibatkan salah tafsir.
“Saya pastikan, itu pidato yang beredar sudah dipotong, mungkin sengaja ada yang viralin di medsos,” ungkap Tirta.
“Saya kan hadir di situ waktu pembekalan antikorupsi KPK, makanya tahu,” kata dia menambahkan.
Tirta yakin apabila pidato Suharso didengar secara utuh akan mudah dipahami oleh masyarakat.
Ia juga menekankan bahwa pidato itu tidak berdiri sendiri melainkan cukup panjang dan disampaikan dalam konteks merespons sambutan yang sebelumnya disampaikan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
“Semua yang disampaikan oleh Ketum maupun pimpinan KPK itu konteksnya edukasi soal pencegahan korupsi, dan itu pembekalan untuk kami sebagai kader PPP,” paparnya.
Menurutnya yang disampaikan Suharso dalam pidato itu tak bisa dilepaskan dari konteks materi sambutan pimpinan KPK dan tema acara.
“Jadi, harus juga dipahami konteksnya adalah materi sambutan Pak Nurul Ghufron, agar PPP itu jangan semuanya serba uang, itu harus dihindari,” ujarnya.
Menurut Tirta saat itu dalam forum tidak ada yang merasa pidato Suharso keliru, apalagi sampai melecehkan kiai. Ia pun mengaku heran ada pihak-pihak yang coba menggoreng persoalan ini dengan posisi kursi Ketum PPP.
“Terlalu jauh saya kira, saat ini di internal PPP semuanya berjalan normal kok,” katanya.
Tirta memastikan PPP Jakarta fokus melakukan kerja-kerja politik di sisa waktu sekitar 16 bulan menuju Pemilu 2024.
“Kami sepenuhnya fokus melakukan konsolidasi internal struktural PPP DKI sampai tingkat ranting dan persiapan rekrutmen calon legislatif DPR dan DPRD 2024,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa jadi sasaran kritik karena pidato mengenai amplop kiai. Pidato itu disampaikan saat ia menghadiri acara bersama KPK.
Tiga majelis PPP pun melayangkan surat untuk memprotes pidato tersebut. Mereka juga menuntut Suharso mundur dari jabatan ketua umum partai berlambang Ka’bah tersebut.